Ada dua
pendekatan utama penanganan perubahan organisasi yang dapat digunakan para
manajer, seperti ditunjukkan dalam gambar . Pertama adalah proses perubahan
reaktif, dimana manajemen bereaksi atas tanda-tanda bahwa perubahan
dibutuhkan, pelaksanaan modifikasi sedikit demi sedikit untuk menangani
masalah-masalah tertentu yang timbul. Kedua, manajemen mengembangkan suatu program
perubahan yang direncanakan (planned change), yang sering disebut sebagai proses
proaktif, melalui pelaksanaan berbagai investasi waktu da sumber daya
lainnya yang berarti untuk mengubah cara-cara operasi organisasi.
Pendekatan
pertama-yang lebih sederhana dan lebihmurah dibandingkan pendekatan
kedua-diperlukan manajer dalam pemecahan masalah sederahan (atau kecil) dan
penyesuaian hari ke hari yang integral dengan jabatannya. Beberapa contoh, bila
manajer sebuah toko serba ada dan keluhan-keluhan tentang tenaga penjual
tiba-tiba meningkat, manajer mungkin mendapatkan program latihan jangka pendek
untuk membetulkan kesalahan; bila salah satu penyedia mengalami kebangkrutan,
manajer dengan cepat mencari sumber bahan lainnya; bila peraturan pemerintah
baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran,
manajer mungkin membeli alat-alat pemadam kebakaran. Perubahan-perubahan ini
memerlukan perencanaan minimal karena dapat dan seharusnya ditangani dengan
cara-cara yang cepat dan rutin, dimana manajer memberikan reaksi setelah
masalah terjadi.
Pendekatan
kedua, program perubahan yang direncanakan menyangkut kegiatan-kegiatan yang
disengaja untuk mengubah status quo. Perubahan yang direncanakan sebagai
perencanaan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan atau tujuan
baru, atau suatu perubahan dalam filsafat, iklim da gaya pengoperasian secara
sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan organisasi, atau sebagian besar
satuan organiasi, harus menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan.