Indonesia digegerkan
dengan penyanderaan 10 warga negara Indonesia (WNI) awak kapal Tunda Brahma 12
oleh kelompok separatis Filipina Abu Sayyaf. yang membawa 7.000 ton batubara.
Dan berangkat dari indonesia tepatnya di kalimatan selatan (23/03/2016).
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Indonesia bahwa pembajakan
terhadap Kapal Tunda Brahma 12 dan Kapal Tongkang Anand 12 yang berbendera
Indonesia terjadi saat dalam perjalanan dari Sungai Puting Kalimantan Selatan
menuju Batangas, Filipina Selatan.
Tanggal (26/03/2016):
Pihak pemilik kapal
baru mengetahui terjadi pembajakan, pada saat menerima telepon dari seseorang
yang mengaku dari kelompok Abu Sayyaf. Lokasi pembajakan di perairan
laguyan,Tawi-Tawi,Mindanao Selatan. Lalu kapal dan awaknya dibawa ke pulau
Basilan,Kepulauan Zulu,Filipina.
Tanggal (29/03/2016):
Kapal Brahma 12 sudah
dilepaskan tetapi di dalam kapal tidak awak kapal sama sekali dan saat ini
sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu kapal Anand 12 dan 10 orang
awak kapal masih berada di tangan pembajak, namun belum diketahui persis
posisinya. Dalam komunikasi melalui telepon kepada
perusahaan pemilik kapal, pembajak/penyandera menyampaikan tuntutan uang
tebusan sejumlah 15 miliar dan batas waktu untuk membayar uang tebusan ± 1
minggu terhitung sejak 29 maret 2016.
Tanggal (31/03/2016):
Angkatan Bersenjata
Filipina (AFP) meyakini operasi pembebasan sandera asal Indonesia yang kini
ditawan militan Abu Sayyaf, masih bisa mereka tangani sendiri. Dengan begitu,
tawaran bantuan militer Indonesia yang sekarang sudah menyiagakan armada tempur
di Tarakan serta Bitung, ditolak secara halus, seperti dilansir inquirer.net.
Militer Filipina
memiliki prinsip tersendiri, sehingga sulit mengizinkan pasukan asing terlibat
dalam pembebasan sandera itu. "Berdasarkan konstitusi, negara kami tidak
mengizinkan adanya pasukan asing tanpa perjanjian khusus," kata juru
bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla saat dihubungi wartawan
kemarin.
Tanggal (08/04/2016):
Umar Patek siap
membantu pemerintah untuk membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf. Terpidana
kasus terorisme 20 tahun bui itu pun mengaku tanpa pamrih apapun, asalkan
persyaratan secara teknis dipenuhi.
Umar Patek alias
Hisyam bin Alizein merupakan asisten koordinator lapangan dalam aksi terorisme
Bom Bali Pertama pada tahun 2002. Insiden itu menewaskan 202 orang. Umar Patek
disebut-sebut pernah membekali para petinggi militan Abu Sayyaf saat ini dengan
pelatihan menggunakan senjata api serta merakit bom.
Tanggal (10/04/2016):
18 Prajurit Filipina
tewas dalam operasi pembebasan sandera di Pulau Jolo, Basilan. Mereka tiba-tiba
disergap saat dalam perjalanan menuju medan pertempuran. Meski begitu, lima
militan berhasil ditembak mati.
Tanggal (12/04/2016):
Terpukul mundurnya
tentara Filipina dalam operasi awal penyelamatan sandera dari tangan Abu Sayyaf
akhir pekan lalu tidak melemahkan moral prajurit. Militer Filipina justru
kembali menggelar operasi penyergapan lanjutan selama 10 jam pada hari
berikutnya sepanjang Minggu (10/4) malam hingga Senin (11/4) dini hari, di
lokasi yang sama, menurut keterangan juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina
(AFP). Berkat operasi lanjutan itu, dipastikan 13 militan tewas.
Tanggal (15/04/2016):
Pukul 18.31 telah
kapal berbendera Indonesia, yaitu kapal tunda TB Henry dan Kapal Tongkang
Cristi di perairan perbatasan Malaysia-Filipina kembali dibajak. Kapal tersebut
dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan. Kapal membawa 10
orang ABK WNI.
Dalam pembajakan kali
ini, seorang ABK tertembak. Sementara itu, lima orang berhasil selamat,
sedangkan empat lainnya diculik oleh kelompok tersebut.
Tanggal (26/04/2016):
Militan Abu Sayyaf
menepati ancaman yang mereka sebar sejak pekan lalu untuk mulai mengeksekusi
tiga sandera asing dan satu tawanan asli Filipina. Korban pertama adalah John
Ridsdel (68) asal Kanada. Tentara Filipina menemukan kepala pria ini di salah
satu pulau kosong kawasan Jolo. Penemuan itu terjadi lima jam setelah tenggat
pembayaran tebusan lewat.
Tanggal (29/04/2016):
Militer Filipina
mengerahkan pesawat tempur membombardir titik-titik diduga markas militan Abu
Sayyaf di pedalaman Pulau Jolo, Provinsi Sulu. Salah satu sandera asal
Malaysia, Wong Teck Chi, menghubungi orang tuanya lewat sambungan telepon tiga
hari lalu. Dia mengaku dipaksa lari berpindah-pindah tempat nyaris setiap
beberapa jam sekali oleh para penculiknya.
Militer Filipina mulai
menggempur Pulau Jolo melalui udara sejak dua pekan terakhir. "Kami
khawatir, anak saya bercerita bahwa sikap para penculik sekarang semakin
beringas setelah serangan udara kian intensif," kata Wong Chie Ming, orang
tua Tek Chi, yang tinggal di Kota Sibu, Serawak, Malaysia.
29 April
Brigadir Jenderal Alan
Arrojado yang selama delapan bulan terakhir memimpin Brigade 501 Provinsi Sulu
dicopot. Dia digantikan oleh Kolonel Jose Faustino selepas satu sandera asal
Kanada dipenggal oleh militan Abu Sayyaf di Pulau Jolo.
Philippine Star
melaporkan, Kamis (29/4), Arrojado kabarnya bersitegang melawan atasannya,
Mayor Jenderal Gerrardo Barrientos. Mereka adu pendapat soal strategi menekan
militan, terkait operasi pembebasan para sandera.
Tanggal (01/05/2016):
10 ABK Warga Negara
Indonesia telah dibebaskan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di daerah Sulu pada
Minggu siang hari ini. Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilfredo Cayat
mengonfirmasi perihal pembebasan ini.
"Kita infokan ada
seorang tidak diketahui menaruh 10 WNI di depan rumah dari Gubernur Sulu
(Abdusakur) Toto Tan (II)," kata Cayat, seperti dikutip dari laman the
Star, Minggu (5/1).Presiden Jokowi memastikan 10 WNI tengah malam ini tiba di
Lanud Halim Perdanakusuma. Namun sampai saat ini masih ada 4 WNI yang
disandera.
2. Bagaimana strategi
negara dalam menyelesaikan masalah (TNI atau POLITIK) :
Strategi dengan
melalui jalur Politik :
Dalam strategi
pembebas 10 WNI ini dari tangan kelompok Abu Sayyaf, pemerintah indonesia
menggunakan jalan diplomasi (Politik) terlebih dahulu kepada pihak filipina dan
juga Abu Sayyaf , lalu setelah berdiskusi dengan pihak filipina
akirnya pihak filipina mencoba menyelamatkan 10 WNI indonesia dengan
menurunkan pasukan militer filipina, namun tapi gagal untuk menyelamatkan 10
WNI tersebut dan menyebabkan tewasnya 18 tentara filipina dan 5 pasukan abu
sayyafpun tertewas dalam proses penyelamatan tersebut.
Strategi TNI :
Kemudian Presiden Joko
Widodo juga telah memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)
Jenderal Badrodin Haiti untuk melacak jejak para penyandera dan ke-10 WNI
tersebut. TNI juga telah menyiapkan pasukan terbaik mereka untuk terjun ke lokasi
setiap saat. ada tiga pasukan elite yang diterjunkan untuk membebaskan para
sandera. Mereka merupakan pasukan terbaik dengan anggota yang benar-benar
memiliki kemampuan khusus dan terbaik dari yang terbaik.
Setidaknya, ada
Sat-81/Gultor, sebuah kesatuan kecil di lingkungan Komando Pasukan Khusus
(Kopassus). Kemudian Komando Pasukan Katak (Kopaska) yang bergerak untuk
membawa WNI dari tangan Abu Sayyaf ke lokasi aman, serta Pasukan Khusus
Gabungan, yang merupakan gabungan dari 3 satuan elite TNI.
Meski telah menyiapkan
pasukan elite untuk menyerbu, namun Indonesia memilih negosiasi terlebih
dahulu. Sedangkan pasukan tersebut tetap bersiaga setiap saat jika dibutuhkan
dalam operasi pembebasan sandera.
3. Pendapat anda jika terjadi kejadian yang sama lagi di waktu mendatang, apa yang harus dilakukan pihak negara kita :
1.
Untuk berjaga-jaga pengamanan di perbatasan
antara Negara RI dengan Negara malaysia dan Negara filipina terutama di kawasan
mindanao selatan di perketat dan begitu perbatasan-perbatasan indonesia yang
lain harus di perketat, jangan sampai perariran di perbatasaan indonesia ini
sama dengan di perairan afrika selatan lebih tepatnya di perairan somalia yang
banyak menggalami kejadian perompakan kapal.
2.
(Ancaman
Luar Negeri) Bila kejadian ini terjadi di waktu mendatang, pihak pemerintah RI
segera diplomasi dengan negara lain bila para sandera di sandera di luar
negeri.
Lalu pihak Diplomasi/POLITIK indonesia
mengadakan rapat dengan petinggi TNI untuk merundingkan cara bila negara
tetangga bisa menanggani masalah tersebut dengan sendiri dan tanpa bantuan
negara tetangga,Tetapi bila mereka tidak sanggup Disitu Pihak POLITIK/Diplomasi
akan menhubungi TNI untuk segera membantu.
3.
(Ancaman Dalam Negeri) Bila kejadian ini terjadi
di waktu mendatang, pihak pemerintahan RI melakuan negosiasi dengan
penyandera,dan lalu merundikan dengan TNI dan langsung melaksanakan strategi
TNI dengan pemerintah untuk membebaskan sandera.
4.
(Kesimpulan Dari Pendapat)
Bila terjadi kejadian penyanderaan baik
dari luar maupun dalam negeri,pemerintah harus menanggani dengan cepat dan
tanggap serta cermat.
Agar para sandera tidak menunggu lama untuk
di bebaskan Seperti waktu kejadian Penyaderaan 10 WNI oleh kelompok abu sayyaf
di perbatasan filipina,malaysia, dan indonesia.dan untuk Pihak TNI agar
Perbatasan negara RI ini (laut,udara,darat) sebaiknya di jaga dengan ketat agar
tidak ada yang namanya perompakan kapal,perompakan pesawat,dan penyeludupan /
penyusup kenegara kita ini agar negara RI ini aman,tentram dan sejahterah.
Sumber: http://news.detik.com/infografis/3175104/kronologi-penyanderaan-10-wni-oleh-abu-sayyaf
Sumber: http://news.detik.com/infografis/3175104/kronologi-penyanderaan-10-wni-oleh-abu-sayyaf
0 komentar:
Posting Komentar